Korban Serdadu Israel Versi Brigade Al-Quds
Gaza (arrahmah.com) - Brigade Al-Quds, sayap
militer Gerakan Jihad Islam melaporkan, para pejuang Palestina
menegaskan bahwa sejak perang dimulai hingga kini (15/01) mereka telah
menewaskan sedikitnya 227 orang Zionis Israel. Komite Perlawanan
Palestina dalam pernyataan militernya dan satu naskahnya telah
dikirimkan kepada televisi Al-Alam bahwa mereka telah menewaskan 183
tentara, 44 warga dan mencederai 207 lainnya, ditambah jumlah yang
tidak terbatas dari korban tentara baik yang tewas maupun luka-luka di
pihak Israel.
Berdasarkan pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh Brigade
Ezzeddin Qassam (Hamas), Brigade Syuhada Al-Quds (Fatah), Brigade
Al-Quds (Jihad Islam), Brigade Nasir Salahuddin (Komite Perlawanan
Kerakyatan Palestina), Brigade Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina,
Brigade Ahmad Abu Ar-Rish, Brigade Abu Ali Mustafa dan Brigade Jihad
Jibril, mereka telah melakukan sekitar 160 operasi militer menghadapi
militer Zionis Israel selama 20 hari.
Dari operasi yang
dilakukan para pejuang Palestina berhasil menewaskan 227 Israel dan
mencederai 207 lainnya dalam 32 operasi militer sementara dalam 128
operasi lainnya tidak disebutkan jumlah korban di barisan militer
Israel, karena sulit menghitungnya secara khusus. Operasi-operasi
militer berhasil menembus masuk ke barisan musuh, namun pihak Zionis
Israel memberlakukan sensor ketat sehingga tidak diketahui secara pasti
kerugian yang mereka derita.
Dalam pernyataan itu disebutkan
bahwa Brigade Ezzeddin Qassam berhasil menewaskan 113 tentara Israel
dan mencederai 110 lainnya dan telah meluncurkan banyak roket dan
mortir ke daerah-daerah permukiman zionis di Palestina pendudukan dalam
25 operasi.
Brigade Syuhada Al-Quds menegaskan bahwa dalam 17
operasi dan infiltrasi yang mereka lakukan berhasil menewaskan 10
tentara dan mencederai 60 lainnya. Jumlah ini belum termasuk korban
akibat tembakan roket ke arah Palestina pendudukan dan kontak senjata
bersama unit-unit kecil tentara Israel yang berada di sekitar Gaza.
Brigade
Al-Quds menyatakan berhasil menewaskan 12 tentara Israel dan mencederai
5 lainnya dalam 16 operasi militernya di Gaza. Jumlah ini belum
termasuk banyaknya korban yang tewas dan cedera akibat serangan roket
di Palestina pendudukan.
Brigade Nasir Salahuddin menyebut
berhasil menewaskan 2 tentara dan mencederai 12 lainnya. Mereka juga
berhasil menciptakan kerugian besar di pihak musuh dan berhasil
menghancurkan kendaraan-kendaraan militer dalam 45 operasi militer.
Front
Rakyat untuk Pembebasan Palestina berhasil menewaskan 39 tentara Israel
dan mencederai 5 lainnya dalam 19 operasi yang dilakukan di dalam kota
Gaza dan daerah-daerah Palestina pendudukan.
Brigade Ahmad Abu
Ar-Raisy berhasil menewaskan 7 tentara Israel dan mencederai lebih dari
17 lainnya selama serangan Israel. Jumlah itu belum termasuk korban
akibat tembakan sejumlah roket ke daerah-daerah permukiman Palestina
pendudukan dan kerugian yang diterima musuh.
Sementara Brigade
Jihad Jibril mampu melakukan sejumlah operasi di Gaza dan Palestina
pendudukan serta berhasil menewaskan dan mencederai banyak tentara
Israel di daerah-daerah di Jalur Gaza.
Militer Zionis Israel
sampai saat ini melakukan sensor ketat terkait kerugian yang
dideritanya selama ini agar dapat menahan anjloknya semangat
pasukannya. Terlebih setelah munculnya tanda-tanda kecenderungan
tentara Israel menolak untuk membunuh penduduk sipil Palestina.
Sumber-sumber
Zionis Israel terakhir mengakui seorang tentara cadangannya menolak
dikirim ke medan perang sebagai bentuk protesnya membantai orang-orang
tak berdosa. Ia didili dan dipenjara selama 14 hari.
Sumber-sumber
itu juga menegaskan untuk pertama kalinya sejak perang muncul keinginan
menolak perintah militer Israel dengan alasan ideologi yang berujung
pada penolakan seorang tentara cadangan untuk ikut dalam operasi
militer.
Michael Sefarad pengacara gerakan “berani menolak”
menyebut 8 tentra cadangan Israel mengkonsultasikan keinginan mereka
untuk mengumumkan menolak perintah untuk ikut dalam operasi militer di
Gaza. Mereka bertanya mengenai hukuman paling berat yang akan mereka
terima bila menolak, sambil mereka juga menegaskan bahwa semakin lama
operasi militer keinginan mereka menolak akan semakin memuncak.
Penulis
dan pakar militer Avi Vaksman dalam artikelnya yang dipublikasikan
pekan lalu oleh koran Maariv menulis, sumber-sumber Israel tidak akan
mengakui jumlah korban yang tewas dan cedera di pihak militer rezim ini
agar tidak memberikan kekuatan dan spirit yang lebih kepada para
pejuang Palestina dan sekaligus tidak menurunkan semangat tentaranya
yang kalah. Vaksman menambahkan, Israel tidak akan mengumumkan jumlah
korban kecuali hanya menyebut 10 korban tewas. Mereka tidak akan
mengumumkan lebih dari itu, sekalipun jumlah korban telah melebihi
seratus tentara. Karena di Israel ada undang-undang yang melarang
korban tentara lebih dari 10 orang. (Prince
Muhammad/sblcyber/arrahmah.com)
|